Saturday, 22 September 2012

10 Kecederaan Terparah Dalam Sejarah Dunia B.Sepak


Inilah dia cedera-cedera terparah dalam sejarah bola sepak, yang terjadi pada pemain bintang saat berlawan bersama pasukannya dan terakam oleh kamera. Sangat mengerikan, tapi itulah risiko dalam bersenam, 

10. Kieron Dyer
9. Alan Smith
8. Hendrik Larsson
7. Djibril Cisse
6. Ewald Lienen
5. Jacob Olesen
4. Eduardo Da Silva
3. Djibril Cisse lagi..
2. Luc Nilis
1. David Busst
(Bonus) Francesco Totti

10 Kiper terbaik sepanjang sejarah sepak bola dunia


1. Dida (Brasil)


 
Setelah Claudio Taffarel, Dida menjadi kiper baru asal Brasil yang diperhitungkan dalam dunia sepakbola. Hal itu terbukti saat dirinya menjadi kiper pertama dari tim Samba yang termasuk dalam kandidat peraih Ballon d’Or di tahun 2003 dan 2005.

Biarpun Dida telah memenangkan Piala Dunia bersama Brasil, dan berbagai gelar domestik & internasional bersama AC Milan, sayangnya ia juga dikenal akibat beberapa insiden yang kurang baik. Yang terakhir adalah saat ia pura-pura jatuh dan terluka saat disentuh oleh seorang suporter Glasgow Celtic di pertandingan Liga Champions.

2. Dino Zoff (Italia)

 
Piala Dunia 1982 menjadi puncak prestasi Zoff. Di usianya yang ke-40, ia menjadi pemain tertua yang memenangkan Piala Dunia. Selain itu, ia juga menjadi kiper kedua yang menjadi kapten di tim yang juara, dan juga terpilih menjadi kiper terbaik. Padahal di awal karirnya, ia sempat ditolak oleh Inter Milan dan Juventus karena dianggap kurang tinggi. Di jajak pendapat untuk mencari kiper terbaik di abad ke-20 yang dilaksanakan oleh Federasi Internasional Statistik dan Sejarah Sepakbola (IFFHS), Zoff berada di posisi ketiga di bawah Lev Yashin (Uni Soviet) dan Gordon Banks (Inggris).

3. Edwin van der Sar (Belanda)


 

Saat van der Sar memblok tendangan Nicolas Anelka di final Liga Champions, ia benar-benar menjadi momok bagi pemain Chelsea saat adu penalti. Hal itu karena di ajang Community Shield sebelumnya, ia juga telah melakukan hal yang sama dengan menepis semua tendangan penalti yang dilakukan pemain The Blues. Van der Sar menjadi pemain yang paling banyak membela tim nasional Belanda dengan tampil sebanyak 128 kali dan akhirnya pensiun setelah Euro 2008. Ia juga mencatatkan dirinya sebagai kiper yang menjuarai Liga Champions bersama dua klub yang berbeda, yaitu Ajax Amsterdam dan Manchester United.

4. Gianluigi Buffon (Italia)


 

Nilai transfer yang menjadikannya kiper termahal di dunia menjadi bukti kepiawaian Buffon (foto) menjaga gawang di lapangan hijau. Selain itu, sederet gelar individual yang diraihnya dari berbagai pihak juga menjadi jaminan atas kemampuannya. Saat di Piala Dunia 2006, gawangnya tidak tertembus satu gol pun selama 453 menit hingga akhirnya Azzurri menjadi juara dan Buffon mendapatkan Lev Yashin Award sebagai kiper terbaik selama turnamen tersebut.

5. Gordon Banks (Inggris)


 

Banks menjadi pilihan pertama manajer Inggris Sir Alf Ramsey saat Three Lions menjuarai Piala Dunia 1966. Namun, ia baru menjadi legenda di dunia sepakbola lewat tindakan yang dilakukannya empat tahun kemudian di Piala Dunia Meksiko. Saat Inggris bertanding melawan Brasil, Pele menanduk bola ke tiang jauh gawang Inggris sambil berteriak “Gol!”. Hal itu dilakukannya karena ia sangat yakin Banks tidak dapat menyelamatkan gawangnya. Tetapi Banks yang berada dalam posisi yang salah, berhasil melompat ke arah yang berlawanan dan menyentuh bola tersebut dengan sebagian ibu jarinya hingga bola itu mental melewati mistar gawang. Sang kiper tahu ia dapat menyentuh bola, namun berpikir bolanya masih melewati garis gawang. Ia baru sadar tidak terjadi gol setelah mendengar sambutan dari penonton di stadion dan diselamati oleh kapten Bobby Moore. Pele sendiri mengatakan kalau penyelamatan yang dilakukan Banks tersebut adalah yang terhebat yang pernah ia saksikan.

6. Iker Casillas (Spanyol)


 

Ia baru berusia 27 tahun, tetapi telah tampil lebih dari 300 kali bagi Real Madrid dan menjadi kiper kedua yang bermain paling banyak bagi tim nasional Spanyol setelah Andoni Zubizarreta. Saat Spanyol menjuarai Euro 2008, Casillas menjadi kiper pertama yang menjadi kapten di tim juara turnamen Eropa. Walaupun ia baru bermain di tim senior Madrid sejak 1999, ia kelihatannya selalu menjadi pilihan pertama Los Merengues di bawah mistar. Di usianya yang ke-19, Casillas menjadi kiper paling muda yang tampil di final Liga Champions saat Madrid mengalahkan Valencis 3-0.

7. Lev Yashin (Uni Soviet)


 

Pemain legendaris ini merupakan kiper yang berada di urutan paling atas dalam jajak pendapat yang dilakukan oleh IFFHS. Yashin terpilih berkat kemampuan atletisnya dan juga postur tubuhnya yang membuat gentar para pemain penyerang lawan.
Ia mendapat julukan Laba-Laba Hitam karena selalu mengenakan kostum hitam dan juga karena keahliannya menepis tembakan lawan seolah-olah membuatnya memiliki delapan tangan. Pemakaian namanya oleh FIFA untuk penghargaan bagi kiper terbaik di setiap Piala Dunia merupakan pengakuan insan sepakbola dunia terhadap prestasinya.

8. Peter Schmeichel (Denmark)


 

Tinggi besar, rambut pirang, dan hidung merah. Tiga hal tersebut adalah hal yang selalu tampil di ingatan bila nama Schmeichel disebut. Namun bagi para striker yang menjadi lawan Manchester United dan tim nasional Denmark, The Great Dane itu menjadi tembok raksasa yang tak dapat ditembus. Tingkat refleksnya yang mengagumkan bagi orang seukuran dia, serta kemampuannya mengubah pertahanan menjadi penyerangan langsung lewat lemparan jauhnya ke para penyerang, menjadi salah satu alasan utama mengapa United menjadi tim yang mendominasi Liga Primer Inggris di era 90an.

9. Petr Cech (Republik Ceko)


 

Ketika Chelsea menjadi juara Liga Primer selama dua kali berturut-turut, banyak pihak menganggap itu adalah akibat dari tangan dingin Jose Mourinho. Tetapi yang berada di bawah mistar The Blues adalah Cech, yang baru dibeli dari Rennes dan tadinya akan dijadikan cadangan Carlo Cudicini. Saat Cech harus absen selama tiga bulan akibat benturan dengan pemain Reading Stephen Hunt, Chelsea gagal mempertahankan gelar Liga Primer. Insiden tersebut membuat Cech harus mengenakan pelindung kepala hingga sekarang. Cech menjadi kiper terbaik 2008 pilihan UEFA, dan walaupun sempat membuat blunder di Euro 2008 saat melawan Turki, ia tetap menjadi pilihan pertama di tim nasional Republik Ceko dan juga Stamford Bridge.

10. Rinat Dasayev (Uni Soviet)


 

Bila tidak ada trio Belanda Ruud Gullit, Frank Rijkaard, dan Marco van Basten, bisa jadi tim Uni Soviet yang akan menjadi juara di Euro 1988. Dasayev tampil cemerlang selama berlangsungnya turnamen di Jerman, dan hanya Gullit dan tendangan volley van Basten yang mampu mematahkan perlawanan Soviet di final. Dasayev yang dijuluki “Tirai Besi” dianggap sebagai kiper terbaik kedua di Rusia setelah Yashin. Ia tampil di tiga Piala Dunia dan bermain sebanyak 91 kali bagi tim nasional Soviet hingga pensiun di tahun 1990. Terakhir ia tampil di Luzhniki Stadium saat final Liga Champions Mei lalu dengan membawa piala tersebut ke lapangan. Hal itu berkaitan dengan tugasnya sebagai duta final itu di Moskwa.

SISTEM & FUNGSI TAKTIKAL DLM BOLA SEPAK


Assalamualaikum dan salam sejahtera kepada semua pembaca..

Hari ini nak kongsikan entri pasal nama sistem dan fungsi taktikal dalam bola sepak. Bukan perihal formasi tapi mengenai beberapa taktikal dalam bola sepak seperti TIKI-TAKACATENACCIOANTI-FOOTBALL,  TOTAL FOOTBALLONE-TOUCHPUSH AND RUNREVIE PLAN dan FLO PASS

Apa faedahnya bila mengetahui perihal taktikal ni? Jawapannya mudah je, tidak cukup lengkap sekadar tahu nama-nama dan nombor jersi pemain dan sejarah kelab tapi tidak mengetahui taktikal yang diguna pakai oleh kelab kesayangan kita.

Jadi info untuk anda mendalami jenis-jenis taktikal yang sering digunapakai oleh kelab-kelab ternama di dunia. Enjoy!!

Biru=defender || kuning=midfield || merah=striker 

Tiki-taka

Tiki taka adalah istilah yang merujuk kepada gaya permainan hantaran pendek, pergerakan pasukan secara total dan mengekalkan penguasaan bola. Sistem dan taktik Tiki-taka digunakan secara efektif oleh kelab gergasi daripada Sepanyol, FC Barcelona dan skuad antarabangsa Sepanyol. Istilah Tiki-taka dimulakan oleh juruhebah sukan daripada Sepanyol, mendiang Andres Montes semasa mengulas perlawanan semasa Piala Dunia FIFA edisi 2006.



Sistem Tiki-taka berasal daripada sistem dan taktik yang diamalkan oleh skuad Belanda dan FC Barcelona era Johann Cruyff dan Rinus Michels iaitu Total Football. Walaubagaimanapun, Tiki-taka sedikit berbeza berbanding Total Football yang mementingkan pergerakan posisi pemain kerana Tiki-taka mementingkan pergerakan pasukan secara total. Namun, kadang-kala corak pemainan Total Football kerap ditampilkan dalam sistem ini apabila pemain pertahanan kerap kelihatan mengambil peranan pemain sayap dan pemain tengah.

Tiki-taka sangat sesuai diamalkan bagi pasukan yang mempunyai pemain tengah yang bersaiz kecil dan sederhana kerana corak hantaran melalui sistem ini bersifat pendek dan mudah. Sepertimana sistem Total Football, kelebihan kepada sistem ini adalah komponen-komponen pemain yang mempunyai kelajuan dan kemahiran teknikal yang tinggi. Jika Total Football mempunyai Johann Cruyff, Johann Neskeens dan Arie Hann Sepanyol juga mempunyai pemain berskil tinggi seperti Xavi, Iniesta, Cesc Fabregas, David Villa dan Silva.

Bagaimana strategi ini dipraktikkan

Tidak perlu disangkal lagi bahawa corak Tiki-taka memerlukan tahap stamina yang tinggi tambahan pula apabila bersaing di peringkat paling tinggi. Gaya permainan Tiki-taka mementingkan hantaran tepat yang rendah bagi menguasai permainan. Sepertimana Total Football, sistem Tiki-taka tidak bercorak counter-attack. Mereka menyerang dengan berbalas-balas hantaran sambil para pemain lain khususnya striker cuba mencari ruang bagi memudahkan seorang atau dua playmaker membuat lorongan terhadapnya.

Gaya permainan FC Barcelona sedikit berbeza dengan gaya permainan skuad antarabangsa Sepanyol. Ini kerana, FC Barcelona kerapkali menggunakan kelebihan teknikal pemain seperti Messi, Pedro dan Dani Alves untuk bergerak solo menerombos kubu lawan. Sepanyol bagaimanapun lebih mementingkan corak pemainan mudah dan lorongan-lorongan membahaya.

Gaya permainan Tiki-taka sangat menghiburkan kerana ia bersifat menyerang dan penguasaan bola secara total. Tiki-taka sebenarnya adalah adaptasi kepada semua sistem yang pernah popular sebelum ini seperti one-touch, Ravie Plan dan Push and Run namun sistem Total Football adalah paling berpengaruh terhadapnya.

Catenaccio

Istilah Catenaccio adalah istilah bahasa Itali yang membawa makna selak pintu. Sepertimana namanya, sistem ini bertujuan mengunci pergerakan pihak lawan daripada terus menyerang dan mengelak daripada sesebuah pasukan dibolosi gol. Sistem ini diamalkan secara meluas oleh pasukan antarabangsa Itali dan kelab-kelab daripada negara tersebut seperti Internazionale FC, AC Milan, Juventus, AS Roma pada era dekad 1960-an sehingga 1990-an.



Ia diasaskan oleh seorang jurulatih Internazionale, Helenio Hererra pada 1960-an. Sistem ini dipengaruhi oleh sistem dan taktik yang diamalkan oleh jurulatih pasukan antarabangsa Austria tahun 1940-an, Karl Rappan. Taktik yang dipratikkan oleh Karl Rappan dikenali sebagai Verrou yang juga membawa maksud yang sama dengan Catenaccio.

Bagaimana strategi ini dipraktikkan

Sistem ini digabungkan dengan formasi asas dengan empat atau tiga posisi pemain pertahanan akan dikukuhkan dengan seorang penyapu(sweeper) di belakang posisi tersebut. Posisi sweeper turut dikenali dengan libero.

Sistem Catenaccio sangat dikaitkan dengan man-to-man marking dengan gaya yang cukup agresif. Namun, tidak semestinya gaya defensif ini tidak mempunyai gaya serangan yang bagus. Pasukan antarabangsa Itali tahun 70-an membuktikan bahawa sistem Catenaccio mempunyai mutu yang tinggi apabila mereka sering membolosi gol pihak lawan melalui penyerang dan playmaker hebat seperti Paolo Rossi. Sistem Catenaccio lazimnya digabungkan dengan taktik counter-attack dengan pemain pertahanan akan membuat hantaran panjang untuk mencari target-man yang dipertanggungjawabkan mencetak gol.

Sistem Catenoccio telah melahirkan ramai pemain pertahanan bertaraf dunia seperti Paolo Maldini, Fabio Cannavaro, Alessandro Costacurta, Alessandro Nesta, Franco Baresi, Giuseppe Bergomi, Claudio Gentile, Metarazzi dan ramai lagi.

Anti-Football

Satu-satunya taktik bolasepak dalam senarai ini yang tidak mementingkan kemenangan secara total. Frasa Anti-Football dimulakan oleh Gary Armstrong dan Richard Giulianotti pada 2001 semasa mengulas kemenangan pasukan bukan pilihan(underdog), Estudiantes de La Plata kepada pasukan gergasi, Manchester United pada Copa Intercontinental tahun 1968.

Frasa ini banyak kali digunakan oleh individu berpengaruh dalam bolasepak seperti Johann Cruyff, Lionel Messi, Frank Rijkaard dan Cesc Fabregas semasa mengulas sistem yang digunakan oleh pasukan-pasukan bawahan.

Frasa Anti-Football juga dikenali sebagai Ultra-defensive. Namun, ia tidak sama dengan sistem dan taktik yang digunakan oleh pasukan antarabangsa Itali dan kelab-kelab daripada Seria A iaitu Cantenaccio.

Bagaimana strategi ini dipraktikkan

Taktik ini bergantung kepada situasi dan lawan yang dihadapi. Kebiasaannya sesebuah pasukan lemah sering menggunakan taktik ini ketika menghadapi pasukan kuat. Strateginya cukup mudah iaitu sesebuah pasukan akan bermain secara bertahan untuk 90 minit tanpa cubaan untuk menyerang. Pemain di posisi serangan dan tengah akan menolong pemain pertahanan untuk bertahan secara efektif.

Total Football

Taktik hebat ini diasaskan oleh Jack Reynold semasa mengendalikan pasukan gergasi daripada Belanda, Ajaz Armsterdam pada 1915–1925, 1928–1940, dan 1945–1947. Kemudian ia diimprovisasikan oleh Rinus Michels yang juga mengendalikan Ajax Armsterdam pada era 1970-an. Michels kemudian mengaplikasikan sistem ini ke dalam skuad Belanda semasa beliau diangkat menjadi pengurus pasukan tersebut pada dekad 70-an. Komponen utama Total Football adalah lagenda Belanda iaitu Johann Cruyff.

Bagaimana strategi ini dipraktikkan

Konsep Total Football bertumpu kepada pergerakan pasukan tanpa mempunyai posisi yang tetap. Ini bermakna seorang penyerang tidak semestinya menjadi penyerang pada setiap masa. Bergitu juga dengan pemain pertahanan dan pemain di bahagian tengah. Pergerakan tanpa posisi yang tetap ini membuatkan pemain-pemain lawan mempunyai kekangan untuk menyekat pergerakan seseorang pemain yang menggunakan sistem ini.


One-Touch

Taktik paling lama dan paling ampuh yang telah dicipta dalam sukan bola sepak. Taktik ini mula dipraktikkan oleh skuad England. Cara permainan yang mudah dan laju telah memberi corak kepada gaya permainan Inggeris sehingga ke hari ini. Taktik ini banyak diadaptasi kemudian harinya ke dalam strategi-strategi lain. Sebagai contohnya adalah One-two atau Push and Run yang telah dibincangkan sebelum ini.

Bagaimana strategi ini dipraktikkan

Strategi ini perlu dipraktikkan oleh kesemua pemain dalam sistem. Pemain tidak akan membawa atau menyimpan bola terlampau lama. Setiap pemain akan segera membuat hantaran sebaik menerima bola dan bergitu juga pemain-pemain lain. Permainan kelihatan cukup mudah serta laju dan ia sangat menghiburkan.


Push and Run

Turut dikenali dengan nama one-two dan give and go. Ia diasaskan oleh jurulatih lagenda Totenham Hotspur, Artur Rowe pada tahun 1949.

Bagaimana strategi ini dipraktikkan

Strategi Push and Run sudah tidak asing pada hari ini. Namun pada 1940-an, ia adalah sesuatu yang baru. Strategi ini mementingkan pergerakan pemain untuk melancarkan serangan ke arah gol. Seseorang pemain hanya perlu membuat hantaran kepada rakan sepasukan dan pemain tersebut terus berlari sebaik bola dihantar. Pemainan one-two terus popular ke dalam pasukan-pasukan lain memandangkan ia mudah dipraktik dan cukup efektif.


Revie Plan

Revie Plan adalah nama taktik dan strategi yang dipraktikkan secara efektif oleh kelab Manchester City dan Hungary pada dekad 50an. Revie Plan diberikan nama sedemikian berdasarkan kepada nama penyerang prolifik Manchester City tahun 50-an, Donald George ‘Don’ Revie.

Bagaimana strategi ini dipraktikkan

Strategi ini bermula dengan seorang penyerang yang mempunyai kelebihan teknikal dan stamina turun jauh ke bawah untuk mendapatkan bola. Kemudian, penyerang tersebut akan membawa bola sambil pemain sayap dan rakan penyerangnya membuka ruang bagi membolehkan penyerang yang membawa bola tadi membuat hantaran atau lorongan pendek.

Pemain seperti Don Revie dan penyerang Hungary, Nándor Hidegkuti berkebolehan mempraktikkan strategi ini dengan bergitu baik sehingga mampu mengucar-kacirkan pemain pertahanan lawan dan strategi lawan.

Pada hari ini, strategi ini diinovasi oleh Manchester United, AS Roma, Real Madrid dan banyak lagi kelab lain yang mempunyai pemain berkemahiran tinggi. Wayne Rooney, Francisco Totti, Ronaldo dan Messi adalah antara pemain yang dipertanggungjawabkan melaksanakan taktik Revie Plan dalam skuad mereka wakili pada hari ini.

Flo Pass

Flo Pass diberi nama berdasarkan nama penyerang antarabangsa Norway, Jostein Flo. Strategi ini. Strategi yang kebiasaan diasaskan oleh bekas jurulatih Norway, Egil Olsen sering dikombinasikan dengan formasi 4-5-1. Seorang penyerang tunggal yang mempunyai kelebihan fizikal dan perebutan udara akan berada di bahagian pertahanan bagi mengucar-kacirkan sistem pertahanan lawan.

Bagaimana strategi ini dipraktikkan

Strategi Flo Pass bermula dengan hantaran daripada pemain pertahanan yang mempunyai kelebihan hantaran tepat. Hantaran tersebut akan disambar oleh penyerang yang mempunyai kelebihan tandukan untuk menyambar hantaran tersebut untuk mendapatkan gol.


Sejarah B. Sepak M'sia | Mengimbau Kembali Kegemilangan



Pasukan bola sepak Malaya bersama pasukan Burma sewaktu Pestabola Merdeka tahun 1957 (imej dari Arkib Negara Malaysia) 

Sebelum terbentuknya Malaysia, pasukan bola sepak Malaysia dikenali sebagai pasukan bola sepak Malaya. Pasukan ini amat digeruni dan antara pasukan terkuat di Asia pada awal 1950-an sehingga 1960-an bersama-sama dengan pasukan bola sepak kebangsaan Korea Selatan. Pencapaian terbaik Malaya ialah berjaya memenangi pingat gangsa Sukan Asia 1962 di Jakarta setelah menewaskan Vietnam Selatan 4-1. Pasukan ini memasyhurkan nama-nama pemain seperti Abdul Ghani Minhat yang digelar "Raja Bola" (sekarang Dato'), Arthur Koh, G.Govindaraju, Robert Choe, Edwin Dutton dan Stanley Gabriel.

Ghani Minhat (Raja Bola)

Mulai 16 Sep 1963 (selepas pembentukan Malaysia) pasukan Malaya dikenali sebagai pasukan bola sepak Malaysia. Kegemilangan pasukan Malaysia berterusan dengan para pemain ternama seperti adik beradik, Namat dan Shahrudin Abdullah, Wong Fook Chuan, Wong Chun Wah, Zulkifli Norbit, M.Chandran yang berjaya ke Olimpik 1972 di Munich. Dua tahun kemudian, Malaysia mengulangi pencapaian pada 1962 apabila sekali lagi memenangi pingat gangsa Sukan Asia 1974 di Teheran. Kejayaan pasukan Malaysia berterusan apabila layak berturut-turut ke Piala Asia pada tahun 1976 dan 1980.

  

    

 Skipper' Soh Chin Aun (Kapten Malaysia 1974-79)

  

dari kiri: Namat Abdullah,Shaharudin Abdullah, Ali Bakar dan Isa Bakar

  
dari kiri: Osman Abdullah, Wan Zawawi Yusof dan dan Soh Chin Aun


    
Supermokh (Kapten Malaysia 1979-1986)

Santokh Singh bersama 'kembar siam'nya Dato' Soh Chin Aun ketika zaman kegemilangan mereka dlm pasukan Malaysia.

Allahyarham Mokhtar Dahari bersama Diego Maradona sewaktu perlawanan persahabatan antara Pilihan Selangor menentang kelab Boca Juniors di Stadium Merdeka pada tahun 1982 

 
Aksi Hassan Sani ketika menentang Manchester United di Malaysia dalam satu perlawanan persahabatan.
 
Hassan Sani (kiri) bersama 3 lagenda bolasepak negara Soh Chin Aun @ Tauke                  (2 dari kiri), James Wong atau King James dan Santokh Singh.

Pada zaman ini pasukan bola sepak memperlihatkan peningkatan satu generasi pemain legenda, satu gabungan kental yang diketuai oleh penyerang serba boleh Mokhtar Dahari, pasangan pertahanan kebal; Santokh Singh dan Soh Chin Aun serta penjaga gawang goal yang tangkas, R.Arumugam atau 'spiderman'.

  
M.Chandran (Kapten Malaysia 1970-74)

R. Arumugam (legenda spiderman Malaysia)  

Buat kali keduanya, Malaysia layak ke Sukan Olimpik di Moscow (1980), malangnya kerajaan Malaysia memboikot Sukan Olimpik 1980 kerana membantah pencerobohan USSR ke Afghanistan. Ini menyebabkan pasukan bola sepak Malaysia tidak dapat beraksi pada kejohanan tersebut. Kali ini, pasukan kebangsaan masih terus menghasilkan pemain berkualiti seperti "pemain pertama menjadi pemain pertahanan "overlapping" di dunia, Serbegeth Singgh (Shebby), Zainal Abidin Hassan Ali, Dollah Saleh, Bakri Ibni, Isa Bakar, Vithialingam, Lim Tiong Kim dan Shukor Saleh (Kapten).

   

Zaman kegemilangan pasukan Malaysia mulai runtuh pada 1994 apabila berlakunya rasuah terbesar yang melanda bola sepak Malaysia. Ramai tonggak utama pasukan Malaysia yang terlibat di dalam skandal rasuah seperti Matlan Marjan dan Azizol Abu Hanipah yang sekaligus menghancurkan bola sepak Malaysia. Walaupun Malaysia masih mampu melahirkan pemain berprofil tinggi seperti Azman Adnan dan Khairul Azman Mohamed namun mereka gagal memulihkan imej pasukan bola sepak negara. sumber

Skuad Harimau Malaya ke Olimpik Munich, Jerman 1972

Pasukan Bolasepak negara setelah melayakkan diri
ke Sukan Olimpik Munich, Jerman Barat 1972

Senarai Pemain Skuad Olimpik 1972: Ali bakar, Isa bakar, Shukor Salleh = '' Osvaldo Ardiles '' Ardiles Malaysia, Santokh Singh, Mokhtar Dahari = Super Mokh , Then Aru, M. Chandran , Bakri Ibni, Abdullah Ali, James Wong = Balak, Soh Chin Aun = Towkey , Hassan Sani , Cheow Chee Keong = Asian Stainless Steel Gate, Saharuddin Abdullah = Black Cat & Harimau Malaysia, Wong Choon Wah

    su_092 
Pasukan bolasepak "Skuad Pra-Olimpik 1972" merupakan pasukan bolasepak pertama di sukan Olympik setelah berjaya menjuarai ujian kelayakan Pra-Olympik yang berlangsung di Seol, Korea Selatan, yang berada di bawah pengurusan Datuk Harun Idris. Malaysia yang ketika itu dilatih oleh Dave Mclaren jurulatih dari England mengalahkan Taiwan 3-0, Korea Selatan 1-0, Jepun 3-0 dan Filipina 6-0 untuk melayakkan diri sebagai wakil dari negara Asia. 

Skuad Olimpik Harimau Malaya 1980, Moscow


Pada awal 1960an hinggalah awal 1980an, bola sepak Malaysia amat disegani. Dalam tempoh tiga dekad itu Malaysia berjaya melayakkan diri ke Sukan Olimpik iaitu pada 1972 di Munich dan 1980 di Moscow dengan barisan pemain seperti M Chandran, Syed Ahmad, Namat Abdullah, Soh Chin Aun, R Arumugam, James Wong dan Hassan Sani. Dua kali Malaysia berjaya menampilkan diri dalam Piala Asia secara merit iaitu 1976 dan 1980 serta meraih pingat gangsa Sukan Asia pada 197 di Teheran.
su_093